Generasi Rabbani

Dr. Hidayat Nurwahid ~ Dewan Penasehat ICMI Pusat

Bersyukur sekali kita bisa bersilaturahim malam hari ini dengan semangat yang tadi sudah dimulai oleh Sahibul Bait serta Ketua Presidium. Memang semangat-semangat itu adalah semangat yang sesungguhnya bagian dari apa yang Al Qur’an sebutkan sebagai “kunu rabbaniyin bima  kuntum tu’allimunal kitab wa bima kuntum tadrusuun’. Jadilah anda semuanya adalah generasi rabbaniyin”

 

Jakarta Belum Punya Masjid Raya

Karena Kita belajar dan membaca  Al Qur’an. Tentu belajar dan membaca Al Quran di bulan Ramadan ini pasti akan bertemu dengan syarat-syarat kepemimpinan yaitu siapa yang boleh dan tidak boleh memimpin kita.

Tapi sekaligus dalam ungkapan itu dipergunakan kata-kata kerja Fiil Mudhari‘, Dalam pesantren-pesantren kita ada ajaran mendasar bahwa sebuah ungkapan kalau dipergunakan dengan ungkapan Fiil Mudhari‘  bersifat future perfect tense.  Itu kata kerja yang menandakan bahwa kegiatan ini bukan hanya berlaku sekarang saja tapi berlaku sekarang dan esok hari. Bahkan  berkelanjutan. Bukan hanya berkelanjutan, bahkan inovatif.

Karenanya bila ini kemudian kita jadikan sebagai satu pedoman maka sudah sangat seharusnya kalau umat islam mementingkan akidah. Bicara tentang kepemimpinan dan akidah. Jakarta kita ini adalah kota yang dulunya bernama Jayakarta. Dia adalah kota yang dihadirkan oleh seorang santri, murid dari satu wali yang sembilain yaitu Sunan Gunun Jati. Kelahiran kota Jakarta adalah hari di mana kemenangan santri yang memimpin pasukan. Fatahilah yang memimpin pasukan mengusir penjajahan Portugis itu diartikan sebagai hari lahir Jakarta.

Karena harusnya Jakarta ini memang adalah Jayakarta. Tapi yang kita lihat apa? Saya sering bandingkan dan sampaikan kepada para kiyai. Ketua MUI DKI , ketua majelis taklim dan tokoh masyarakat. Pak kiyai, kalau kita bandingkan Jakarta dengan Bangkok saja, kalau kita keluar dari airport Suvarnabhumi di Bangkok jalananya mulus dan jalan tol tanpa hambatan. Kemudian sebelah kiri jalan kita bertemu dengan sebuah masjid yang indah  dan bagus sekali.

Sebagaimana  juga di ibukota provinsi yang lain di Indonesia, selalu ada yg disebut dengan masjid raya provinsi. Kalau kita ke Semarang sebelum landing akan sudah terlihat masjid agung. Sebelum kita landing ke Surabaya  akan terlihat masjid al Akbar. Bagaimana dengan Jakarta?

Kalau di Jakarta kita bertanya kepada warga Jakarta di mana gerangan alamat masjid raya provinsi? Istiqlal punya Negara, al azhar  adalah masjid agung. Islamic center adalah center. Sudah ada nama yang baku di Negara ini. Kalau di tingkat negara namanya masjid  Negara. Di tingkat  kota / kabupaten namana masjid agung. Di tingkat provinsi namanya masjid raya. Belum ada. Ke mana para gubernur, pak kiyai? Kok justru di Jakarta tidak ada masjid raya provinsi? Karena itu kita Ingin mengembalikan Jakarta menjadi Jayakarta.

Jangan  Hanya di bulan Ramadan

Kembali lagi, sesuai ungkapan “kunu rabbaniyin…. itu maka harusnya semangat memang bukan hanya ada selama bulan Ramadan karena perintahnya adalah kunu rabbaniyin bukan kunu Ramadaniyin. Kita tidak diperintahkan menjadi hanya sekadar   generasi yang  mengerti  tentang akidah hanya selama di bulan Ramadan saja. Tapi sepanjang waktu.

Mudah-mudahan dengan silaturahim yang luar biasa, yang diselenggrakan oleh begitu banyak kelompok Islam di berbagai tempat akan terus menguatkan dan  memberikan semangat kita sehingga nanti apa yang kita baca selama bulan  Ramadan akan ada hasilnya. Hasilnya mudah-mudahan akan membawa kemenangan.

Tausiyah Sitarling di Kediaman Wakil Ketua Dewan Pakar ICMI Pusat, Ir. Zulkifli Hasan (13/8/12)

Tinggalkan komentar